Search for:
  • Home/
  • Uncategorized/
  • Sasar Gen Z, Pelatihan Gig Economy Pacu Lahirnya Pelaku Usaha Digital
Sasar Gen Z, Pelatihan Gig Economy Pacu Lahirnya Pelaku Usaha Digital

Sasar Gen Z, Pelatihan Gig Economy Pacu Lahirnya Pelaku Usaha Digital

Digitalsaigroup.comPerkembangan ekonomi digital yang semakin pesat mendorong lahirnya berbagai inisiatif pelatihan gig economy yang menyasar generasi Z. Program ini dirancang untuk membekali anak muda dengan keterampilan praktis agar mampu menjadi pelaku usaha digital yang adaptif, kreatif, dan siap bersaing di era ekonomi modern yang dinamis.

Gig economy atau ekonomi berbasis pekerjaan fleksibel kini menjadi salah satu pilar penting dalam transformasi dunia kerja. Generasi Z, yang dikenal akrab dengan teknologi dan media digital, dinilai memiliki potensi besar untuk berkembang di sektor ini. Melalui pelatihan terstruktur, peserta diajak memahami peluang kerja lepas, kewirausahaan digital, hingga pengelolaan bisnis berbasis platform online.

Pelatihan gig economy ini mencakup berbagai bidang strategis, seperti pemasaran digital, pembuatan konten kreatif, desain grafis, pengelolaan media sosial, pengembangan aplikasi sederhana, hingga pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk produktivitas usaha. Materi disusun berbasis kebutuhan pasar agar peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu langsung mempraktikkan keterampilan yang diperoleh.

Menurut penyelenggara, pendekatan pelatihan dibuat fleksibel dan aplikatif agar sesuai dengan karakter Gen Z. Metode pembelajaran interaktif, studi kasus nyata, hingga pendampingan mentor profesional menjadi bagian penting dari program ini.

“Kami ingin Gen Z tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi mampu menciptakan peluang kerja baru melalui usaha digital,” ujar salah satu koordinator program pelatihan.

Selain meningkatkan keterampilan teknis, pelatihan gig economy juga menekankan penguatan soft skill, seperti manajemen waktu, komunikasi digital, personal branding, serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan teknologi. Hal ini dinilai penting karena pelaku usaha digital harus mampu bersaing secara global dengan cepat dan efisien.

Dari sisi ekonomi, pelatihan ini diharapkan mampu berkontribusi dalam mengurangi angka pengangguran muda serta mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif. Dengan semakin banyaknya pelaku usaha digital baru, ekosistem ekonomi berbasis teknologi diyakini akan semakin kuat dan berkelanjutan.

Para peserta pelatihan mengaku merasakan manfaat langsung dari program ini. Banyak di antara mereka yang mulai merintis usaha jasa digital secara mandiri, seperti freelancer konten, pengelola toko daring, hingga konsultan media sosial untuk UMKM.

“Pelatihan ini membuka wawasan saya tentang peluang kerja digital yang sebelumnya tidak terpikirkan,” kata salah satu peserta dari Jakarta.

Pemerhati ekonomi digital menilai pelatihan gig economy bagi Gen Z merupakan langkah strategis untuk menjawab tantangan masa depan dunia kerja. Di tengah otomatisasi dan disrupsi teknologi, pekerjaan konvensional semakin berkurang, sementara peluang di sektor digital terus berkembang. Oleh karena itu, kesiapan sumber daya manusia menjadi kunci utama.

Ke depan, program pelatihan gig economy diharapkan dapat menjangkau lebih banyak daerah, termasuk wilayah non-perkotaan, agar pemerataan peluang ekonomi digital dapat terwujud. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, komunitas digital, dan lembaga pendidikan juga dinilai penting untuk memperluas dampak program ini.

Dengan bekal keterampilan digital, pola pikir kreatif, dan kemampuan adaptasi yang kuat, Gen Z diyakini mampu menjadi motor penggerak ekonomi modern. Pelatihan gig economy bukan sekadar program peningkatan keterampilan, melainkan investasi jangka panjang dalam menciptakan generasi pelaku usaha digital yang mandiri, inovatif, dan berdaya saing tinggi di tingkat nasional maupun global.